Jakarta, InfoPos.id – Indonesia dan Brasil mengukir sejarah baru dalam upaya memperluas jangkauan ekspor dan memperkuat ketahanan pangan global. Kedua negara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang berfokus pada kerja sama di bidang tindakan sanitari dan fitosanitari (SPS) serta sertifikasi produk.
Penandatanganan bersejarah ini menjadi langkah krusial dalam mempererat hubungan dagang dan diplomasi pertanian antara kedua negara. Kesepakatan ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi peningkatan ekspor, memperkuat sistem keamanan hayati, dan mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.
Penandatanganan MoU: Momentum Penting
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, bersama Menteri Pertanian dan Peternakan Brasil, Carlos Fávaro, menjadi tokoh sentral dalam penandatanganan MoU. Acara penting ini turut disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Lula da Silva di Istana Negara, Jakarta.
Fokus Utama Kerja Sama
Sahat M. Panggabean menekankan bahwa kesepahaman ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sistem keamanan hayati nasional. Kerja sama ini bertujuan untuk menciptakan standar perdagangan yang tinggi, efisien, dan saling menguntungkan bagi kedua negara.
Melalui kerja sama ini, Indonesia dan Brasil akan mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan bersama:
- Memperkuat pengawasan mutu produk.
- Mempercepat proses sertifikasi produk ekspor.
- Mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam sistem perdagangan.
Manfaat Bagi Indonesia
Kerja sama ini diharapkan memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi Indonesia:
- Peningkatan akses pasar ekspor.
- Penguatan riset dan pengembangan di bidang SPS.
- Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang SPS.
Sahat M. Panggabean menyampaikan bahwa tujuan utama dari kesepakatan ini adalah untuk memastikan perdagangan antara Indonesia dan Brasil berjalan dengan standar yang tinggi.
“Kami ingin memastikan bahwa perdagangan antara Indonesia dan Brasil berlangsung dengan standar tinggi, efisien, dan saling menguntungkan,” ujar Sahat.
Penguatan Diplomasi Pertanian Global
Langkah ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam forum SPS internasional, khususnya yang tercantum dalam WTO Agreement on the Application of Sanitary and Phytosanitary Measures.
Untuk memastikan keberlanjutan program, kedua negara akan membentuk Joint Working Group (JWG) atau Kelompok Kerja Bersama dan menyusun Work Plan atau Rencana Kerja bersama. Rencana kerja ini akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas dan relevansinya.
Dengan adanya kesepakatan ini, Indonesia tidak hanya berupaya memperluas pasar ekspor, tetapi juga memperkuat diplomasi pertanian global yang berfokus pada keamanan hayati dan ketahanan pangan berkelanjutan.