Gigi Dall’Igna, Manajer Umum Ducati MotoGP, buka suara terkait performa Francesco Bagnaia yang kurang maksimal musim ini. Juara MotoGP dua musim beruntun itu belum menemukan ritme terbaiknya, berbeda dengan rekan setimnya, Marc Marquez, yang tampil dominan. Dall’Igna menganalisis situasi ini dan menjelaskan upaya Ducati dalam membantu Bagnaia.
Bagnaia mengakui kesulitannya beradaptasi dengan motor Ducati GP25. Meskipun mampu meraih 11 kemenangan pada musim lalu, kali ini ia masih mencari keseimbangan yang tepat. Sementara itu, Marquez sukses meraih kemenangan di sebagian besar balapan, kecuali di Jerez dan Austin, di mana ia mengalami kecelakaan. Bahkan di Le Mans, Marquez memilih untuk finis kedua di belakang Johann Zarco demi menghindari risiko di tengah kondisi hujan.
Bagnaia sendiri menjelaskan, “Apa yang saya minta dari motor ini tidak dapat diberikan lagi, jadi saya harus menemukan performa dengan cara lain.” Ia berusaha beradaptasi dengan motor, tetapi hasilnya belum maksimal. Puncaknya, Bagnaia mengalami dua kecelakaan di Sprint dan Grand Prix Prancis.
Dall’Igna menjelaskan bahwa bagi Bagnaia, Ducati adalah motor MotoGP pertamanya. “Bagi Pecco, Ducati adalah motor MotoGP pertama dan terakhir yang ia kendarai. Karena dia datang bersama kami dan harus belajar bagaimana mengelola semua hal yang dibutuhkan oleh motor MotoGP,” jelas Dall’Igna. Ia menambahkan bahwa adaptasi Bagnaia terhadap motor lebih mudah dibanding pembalap lain, sekaligus menekankan penghargaan Ducati atas kontribusi Bagnaia.
Dall’Igna mengakui Ducati perlu memberikan dukungan, tak hanya dari sisi teknis, tetapi juga mental. “Saat ini ia mengalami beberapa kesulitan, dan kami harus membantunya. Karena, seperti semua orang, bahkan pembalap dan juara hebat sekalipun, mereka adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi manusia,” ungkap Dall’Igna. Ia melanjutkan bahwa fokus utama seorang juara adalah mentalitas. “Ketika pikiran berada di tempat yang tepat, segalanya menjadi lebih mudah, dan Anda bisa lebih memahami apa yang harus dilakukan,” tambah Dall’Igna.
Dall’Igna percaya bahwa Bagnaia membutuhkan dukungan Ducati dan sebaliknya. “Saya pikir saat ini Bagnaia membutuhkan kami sebanyak kami membutuhkannya. Karena, pada akhirnya, saya ingin memiliki dua juara hebat yang bertarung untuk memenangkan balapan,” tegasnya. Meskipun mengakui performa Bagnaia di bawah ekspektasi, Dall’Igna optimistis waktu akan menjadi kunci bagi Bagnaia untuk menemukan kembali performanya. Ia bahkan menyebut start Bagnaia kali ini sebagai yang terbaik sepanjang kariernya.
“Kami menganggap ini adalah start terbaik Pecco di Kejuaraan Dunia sepanjang kariernya, bahkan saat ia memenangi kedua Kejuaraan Dunia pun ia tidak memulai dengan sebaik ini,” kata Dall’Igna. Ia yakin Bagnaia membutuhkan waktu untuk menemukan setelan yang tepat.
Terkait perbedaan setting motor Bagnaia dan Marquez, Dall’Igna menegaskan bahwa Bagnaia memiliki gaya balapnya sendiri, bukan sekadar meniru Marquez. “Saya rasa Pecco tidak meniru Marquez. Dia mengikuti jalannya sendiri, bahkan dari sudut pandang evolusi motor, dia mengikuti arahnya sendiri, terlepas dari apa yang Marc lakukan atau pilih,” jelas Dall’Igna. Ia mengakui masih perlu bekerja sama dengan Bagnaia untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Dall’Igna juga memuji Marquez yang sangat efektif memberikan masukan dan memanfaatkan potensi motor dengan baik. “Marquez juga merupakan pembalap yang sangat tepat dalam hal indikasi yang ia berikan. Saya sangat senang bekerja dengannya. Selain sangat cepat, ia memanfaatkan semua materi yang dimilikinya dengan baik,” pujinya. Namun, Dall’Igna menilai dua kecelakaan Marquez di Le Mans lebih disebabkan kurangnya kejernihan dibanding kesalahan teknis.
Dall’Igna menegaskan bahwa ia memperlakukan kedua pembalapnya secara adil, tanpa memihak. “Selama bertahun-tahun, saya pikir saya telah mendapatkan kepercayaan dari para kolaborator dan pembalap saya. Saya tidak akan pernah melakukan apa pun untuk membantu seorang pembalap dengan merugikan pembalap lain. Saya juga tidak akan melakukan apa pun yang merugikan pembalap yang mengendarai Ducati,” tegasnya.
Meski mengakui performa tim pabrikan belum memimpin klasemen, Dall’Igna menghargai kerja keras kedua pembalapnya. Ia menyoroti ketelitian Bagnaia dan tekad kuat Marquez dalam mencapai target. “Ketelitian dan kepekaan Pecco mungkin lebih unggul daripada rata-rata pembalap lain. Marc, dari segi karakter, sedikit mirip dengan saya. Ketika ia menetapkan tujuan, ia tak akan menyerah sampai mencapainya,” pungkas Dall’Igna.