Kekurangan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta seperti Shell dan BP-AKR masih terjadi. Beberapa SPBU Shell bahkan mengumumkan kehabisan stok bensin hingga waktu yang belum ditentukan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan seputar ketersediaan BBM di pasaran.
Shell Indonesia secara resmi menyatakan bahwa beberapa SPBU mereka mengalami kekurangan pasokan bensin. “Shell Indonesia menginformasikan bahwa produk bensin Shell tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” demikian bunyi pernyataan resmi perusahaan yang dirilis Rabu, 17 September 2025. Saat ini, SPBU Shell hanya mampu melayani penjualan Shell V-Power Diesel.
Pemerintah merespons kelangkaan ini dengan menambah kuota impor BBM untuk SPBU swasta. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan peningkatan kuota impor sebesar 10 persen dibandingkan tahun 2024. “Saya ingin mengatakan bahwa semua perusahaan swasta dalam mendapatkan kuota impor, jumlahnya sama dengan 2024 ditambah dengan 10 persen. Contohnya, kalau di 2024 perusahaan A mendapat 100 juta kiloliter, maka di 2025 dia mendapat 110 juta kiloliter,” jelas Bahlil di Jakarta pada 29 Agustus 2025.
Bahlil juga menyarankan agar SPBU swasta yang masih kekurangan pasokan dapat membeli BBM dari PT Kilang Pertamina Internasional. “Kalau ada yang masih kurang, silakan beli juga di Pertamina, kan Pertamina juga barangnya ada di kilangnya, habiskan dulu stoknya,” imbuhnya. Pemerintah, menurut Bahlil, tetap berkomitmen menjaga neraca komoditas nasional dan memprioritaskan pengurangan impor.
Sebagai langkah koordinasi, pemerintah melalui Dirjen Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengumpulkan data penjualan BBM dari SPBU swasta. “Minta data ke badan usaha swasta, berapa penjualan dan spesifikasi yang diinginkan. Setelah dapat, kita kasih tahu Pertamina,” kata Laode kepada wartawan di Jakarta Pusat, Rabu, 10 September 2025.
Data penjualan tersebut akan digunakan untuk menentukan kebutuhan impor dan memungkinkan opsi impor melalui satu pintu, yaitu Pertamina. “Kita tunggu data dulu, begitu dapat, kita beri tahu Pertamina. Kalau memang perlu tambahan, Pertamina akan mengimpor tambahan sesuai kebutuhan,” jelasnya. Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan BBM di pasaran.
Munculnya isu monopoli Pertamina menyusul saran agar SPBU swasta membeli BBM dari perusahaan pelat merah tersebut. Namun, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, membantah tegas tudingan tersebut.
“Tidak ada monopoli, semuanya didistribusikan dengan sebaik-baiknya,” tegas Aries di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 16 September 2025, seusai rapat bersama Presiden dan sejumlah menteri terkait impor BBM. Pernyataan ini bertujuan untuk menepis anggapan bahwa pemerintah telah memberikan keistimewaan kepada Pertamina.