Bupati Malaka dan Rahasia Sinergi Pendidikan di Undana Kupang

Bupati Malaka dan Rahasia Sinergi Pendidikan di Undana Kupang

Aula utama Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang pagi itu bergema dengan suasana khidmat. Bendera merah putih berkibar gagah di atas panggung, menyaksikan pengukuhan tiga guru besar, salah satunya Prof. Dr. David B. W. Pandie, M.S. Kehadiran Bupati Malaka dan jajaran Pemkab Malaka menambah makna istimewa acara tersebut; pendidikan tinggi sebagai fondasi kemajuan daerah, terutama di wilayah perbatasan.

Undangan memenuhi kampus Undana. Keluarga, mahasiswa, pejabat, dan akademisi turut hadir, menunjukkan kebanggaan atas pencapaian tiga profesor baru Undana. Bupati Malaka berdampingan dengan tokoh penting NTT, menyaksikan prosesi pengukuhan yang berlangsung khidmat. Tepuk tangan meriah mengiringi pengumuman nama Prof. Pandie.

Ia melangkah tegap, mengenakan toga kebesaran, simbol perjalanan panjang seorang ilmuwan. Pidato ilmiahnya menekankan pentingnya kebijakan publik yang berpihak pada daerah tertinggal dan perbatasan. Suasana haru membuncah saat Prof. Pandie menyampaikan pidato ilmiahnya.

“Gelar ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk seluruh masyarakat NTT yang telah menjadi sumber inspirasi dan bahan penelitian saya. Saya percaya, pengetahuan yang lahir dari tanah ini harus kembali untuk membangun tanah ini,” ujar Prof. Pandie, disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.

Setelah pengukuhan, rombongan Bupati Malaka mengunjungi kediaman Prof. Pandie di Oesapa. Rumah sederhana itu dipenuhi keluarga dan kolega yang memberikan ucapan selamat. Suasana hangat dan penuh canda mewarnai pertemuan tersebut.

Bupati Malaka secara langsung menyampaikan rasa bangganya kepada Prof. Pandie. “Prof. David adalah contoh bahwa anak NTT bisa berdiri sejajar dengan akademisi dari mana pun di dunia. Malaka merasa terhormat bisa hadir dan menyaksikan momen ini. Semoga generasi muda kita belajar dari ketekunan dan komitmen beliau,” ungkap Bupati Malaka.

Para pejabat Malaka turut menyampaikan selamat. Ada yang berbagi kisah sebagai mantan mahasiswa Prof. Pandie, ada pula yang mengenang diskusi panjang tentang pembangunan wilayah perbatasan. Momen ini memperlihatkan kedekatan antara pemerintah daerah dan dunia akademik.

Kehadiran Bupati Malaka dan rombongan menjadi simbol pentingnya kolaborasi pemerintah daerah dan universitas. Pembangunan di wilayah perbatasan membutuhkan solusi berbasis riset yang dapat dihasilkan dari sinergi ini. Foto bersama dan suasana hangat semakin mempererat hubungan keduanya.

Prof. Pandie, yang juga dikenal sebagai penulis produktif, menekankan perlunya pemerintah daerah membuka akses bagi hasil penelitian untuk diimplementasikan. “Ilmu pengetahuan itu ibarat pelita. Pemerintah daerah adalah pembawa pelita itu ke rumah-rumah rakyatnya. Jika keduanya bersinergi, kita bisa menembus gelapnya masalah pembangunan,” tegasnya.

Usai sesi foto bersama dan doa penutup, Bupati Malaka berpamitan. Namun, pesan yang disampaikan sangat jelas: NTT, khususnya Malaka, membutuhkan lebih banyak generasi muda yang berpendidikan tinggi dan kembali mengabdi untuk daerahnya.

Pengukuhan tiga guru besar Undana lebih dari sekadar seremoni akademik. Ini menjadi simbol kemampuan NTT melahirkan pemikir kelas dunia, dan bagi Malaka, sebuah pernyataan tegas tentang pentingnya kolaborasi ilmu pengetahuan dan pembangunan.

Dapatkan Berita Terupdate dari CNews.id di: