Promedia Teknologi Indonesia (PTI) sukses menggelar Mediapreneur Talks di Hotel Mercure Serpong Alam Sutera, Tangerang, Banten, pada Rabu, 2 Juli 2025. Acara ini merupakan rangkaian roadshow “Journalism 360: Jurnalisme Berkualitas dan Berkelanjutan”, yang sebelumnya telah diadakan di Medan pada Januari 2025. Roadshow ini telah mengunjungi Semarang (Oktober 2024), Palembang (Desember 2024), dan Medan sebelum akhirnya tiba di Banten.
Mediapreneur Talks di Banten merupakan bagian keempat dari enam kota yang dijadwalkan. Acara ini mendapatkan dukungan sponsor dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, serta didukung oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB), dan Bank BJB Syariah. Tujuan utama acara ini adalah memberikan wawasan bisnis media kepada insan pers, content creator, dan pengusaha media di Indonesia.
Tiga pembicara ahli mengisi acara ini. Agus Sulistriyono, CEO Promedia, berbagi pandangannya tentang bisnis media. Ilona Juwita, CEO Props, membahas tren iklan digital. Sementara itu, Suprapto Sastro Atmojo, Ketua Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB), menjelaskan perkembangan jurnalisme berkualitas di era digital.
Ketiga pembicara membahas lanskap dan model bisnis media berkelanjutan, tren iklan digital terkini, serta pengembangan jurnalisme berkualitas. Foto CEO Promedia Agus Sulistriyono dalam acara tersebut turut disertakan. Berikut laporan selengkapnya mengenai keseruan Mediapreneur Talks di Banten.
Agus Sulistriyono, CEO Promedia, menjelaskan kolaborasi Promedia dalam membangun media online bersama pemilik media, dengan mengusung konsep ‘economic sharing’ atau gotong royong. Ia menekankan pentingnya optimisme dalam membangun brand media di tengah tantangan industri.
“Promedia Teknologi Indonesia adalah perusahaan teknologi dan konsultan media. Kita kolaborasi membangun media online arus utama bersama para pemilik media dan jurnalis di seluruh Indonesia,” ujar Agus Sulistriyono.
“Perusahaan ini memberikan support (dukungan) teknologi, infrastruktur, pelatihan, strategi dan monetisasi dengan mengusung konsep economic sharing atau gotong royong,” tambahnya.
Agus juga mengajak para pengusaha media di Banten untuk tetap optimis. Ia meyakini bisnis informasi tetap relevan, meskipun platformnya terus berkembang.
“Di tengah kegalauan para pengusaha media, saya punya keyakinan bahwa bisnis informasi tidak akan pernah mati, tapi medium (platform) akan silih berganti,” tegasnya.
Ilona Juwita, Co-Founder dan CEO ProPS, memaparkan pertumbuhan periklanan digital di Indonesia. Ia memprediksi pertumbuhan sebesar 5,1 persen pada tahun 2025, dengan nilai sekitar 4 juta dolar AS.
“Pertumbuhan iklan di Indonesia di tahun 2025 diperkirakan sebesar 5,1 persen dengan nilai sekitar 4 juta dolar AS (setara Rp64,9 miliar dengan kurs Rp16.288),” ungkapnya.
Ilona juga menekankan pentingnya pengelolaan data pelanggan untuk memaksimalkan potensi monetisasi iklan digital.
“Tidak hanya konten, pengelolaan data pelanggan menjadi sama pentingnya untuk memastikan pengalaman berkunjung yang tepat, dan peluang baru dalam monetisasi iklan,” jelasnya.
Suprapto Sastro Atmojo, Ketua KTP2JB, menjelaskan transformasi digital telah membawa perubahan besar bagi industri media. Ia menyoroti dampak positif dan negatif media sosial dan platform digital terhadap jurnalisme berkualitas.
Suprapto juga membahas tentang maraknya berita bohong atau hoax.
“Popularitas sosial media dan platform digital, meski memiliki dampak positif, juga membuka ruang pada masifnya hoax (berita bohong),” tutur Suprapto.
Ia menyimpulkan dengan menjelaskan pentingnya Perpres 32 tahun 2024 sebagai aturan dalam menghadapi tantangan ini.
“Informasi dan disinformasi juga menjadi ancaman bagi jurnalisme yang berkualitas. Oleh sebab itu, didasari konteks inilah Perpres 32 tahun 2024 ditetapkan sebagai aturan perundang-undangan,” tutupnya.